Rasionalisasi pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta dilihat masih kabur dari segi aspek sosial, malah ia seolah-olah hanya memberi keuntungan kepada golongan bisnes dan konglomerat, dakwa Prof Dr Musni Umar.

Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta itu berkata, kajian lebih mendalam tidak dilakukan mengenai impak perpindahan berskala mega itu ke atas rakyat Indonesia, khususnya di Jakarta dan Kalimantan sendiri.

“Kepentingan bisnes untuk pemindahan ibu kota, bukan untuk kepentingan rakyat. Rakyat sebenarnya tidak akan dapat apa-apa bahagian daripada pembangunan ibu kota itu.

“Kecuali, para elit, para penguasa ekonomi, yang berkolaborasi dengan penguasa politik.

"Jadi, saya termasuk orang yang tidak setuju dengan pemindahan ibu kota ini. Tambahan pula dengan adanya kajian yang mendapati lebih banyak mudarat daripada manfaatnya,” katanya sewaktu ditemubual dalam program Awani Pagi hari ini.




BACA: Pemindahan ibu negara Indonesia ke Kalimantan bagai satu magnet yang kuat - Penganalisis

BACA: "Beban Jakarta sudah terlalu berat" - Jokowi

Selain itu, Musni berkata, ia sangat berbeza dengan pemindahan pusat pemerintahan negara ini dari Kuala Lumpur ke Putrajaya pada tahun 90-an.

Ini kerana, katanya, jarak antara dua lokasi itu agak dekat dan ia berlaku tanpa mengabaikan kepesatan ekonomi yang tertumpu di bandar raya Kuala Lumpur.

“Jakarta mempunyai punya sejarah Indonesia Merdeka yang diproklamasikan di sana. Sejarah perjuangan itu banyak yang lahir di Jakarta. Untuk mempertahankan kemerdekaan itu, di Jakarta. Dan berbagai sejarah ini tidak boleh dilupakan.

“Jadi, kalau pemindahan misalnya ibu kota, pemerintahan seperti di Malaysia, dari Kuala Lumpur ke Putrajaya tak ada masalah, itu masih dekat. Sekarang, kalau pindah di Kalimantan itu, kedutaan harus pindah semuanya.

“Pejabat parti politik, parlimen harus pindah. Semua pejabat harus pindah. Semua pejabat-pejabat di Jakarta itu, dengan wang yang sangat besar, mahu dijual kepada orang-orang kaya, para konglomerat?” soalnya lagi.

BACA: Pemindahan ibu negara Indonesia beri manfaat besar kepada Sabah - Shafie

BACA: Ibu negara Indonesia bakal berpindah dari Jakarta

Pada 26 Ogos lalu, Presiden Joko Widodo mengumumkan lokasi tepat berhampiran bandar Samarinda dan Balikpapan di Kalimantan Timur yang akan menjadi ibu negara baharu Indonesia.